HADITS MOTIVASI SEMANGAT BERDAKWAH
“Hidayah Allah melalui Tanganmu Lebih Baik Daripada Unta Merah”
Ilustrasi Hadis HR. Bukhari (Editing By Picsart) |
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.
Kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa dan tiada permusuhan
kecuali bagi orang-orang yang dzalim. Shalawat serta salam semoga selalu
terlimpahkan kepada makhluk terbaik-Nya, Nabi Muhammad serta seluruh
keluarganya.
لأَنْ يُهْدَى بِكَ رَجُلٌ وَاحِدٌ
خَيْرٌ لَكَ مِنْ حُمْرِ النَّعَمِ
“Demi Allah, sungguh satu orang saja
diberi petunjuk (oleh Allah) melalui perantaraanmu, maka itu lebih baik dari
unta merah.”
HR. Bukhari no. 2942 dan Muslim no.
2406
Hadits diatas memiliki pesan sekaligus motivasi agar seseorang mau
berdakwah. Disana disebutkan bahwasannya saat kita menjadi perantara seseorang
dalam memperoleh hidayah Allah (berdakwah), maka hal demikian lebih baik dari
pada unta merah.
Unta merah disini memiliki perumpamaan sebagai harta yang sangat berharga bagi orang Arab. Begitu mulianya sehingga kegiatan berdakwah kita lebih baik dari harta berharga tersebut.
Kronologi Hadis
Dari Abul `Abbas Sahl bin Sa’d As Sa’idy radhiyallahu
‘anhu bahwasanya ketika perang Khaibar Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda: “Besok pagi aku akan memberikan panji kepada seseorang
yang Allah akan memberikan kemenangan melalui kepemimpinannya. la mencintai
Allah dan rasul-Nya serta Allah dan rasul-Nya pun mencintainya”. Semalaman orang-orang ramai membicarakan siapakah di antara mereka
yang akan diserahi panji itu. Pagi harinya mereka datang kepada
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan semuanya mengharapkan agar
dirinya yang diserahi panji itu.
Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda: “Di manakah Ali bin Abu Thalib?” Ada yang
menjawab: “Wahai Rasulullah, ia sedang sakit mata”. Beliau bersabda: “Panggillah
ia kemari”. Ketika Ali datang maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam meludahi kedua matanya dan mendoakannya. Lantas sembuhlah penyakit
itu seakan-akan ia tidak kelihatan kalau baru saja sakit, kemudian ia diberi
panji oleh beliau.
Poin-poin Hadis
Pertama, menyelamatkan orang lain. Seorang da’i dapat dikatakan menjadi
penyelamat bagi orang lain jika dia memberikan petunjuk dengan benar, serta
memberikan solusi sesuai dengan yang ada dalam syari’at. Sebaliknya, seorang
da’i dapat menyesatkan seseorang dan menjerumuskannya dalam lubang kesalahan
akibat kecerobohannya.
Seorang da’i ketika berdakwah seakan-akan ia
selalu menenteng tiket ke surga, ia menjadikanya hadiah untuk
para mad’u-nya, dan mengarahkannya kepada Islam, menuntun ke arah kehidupan
yang lebih menenangkan batin, selamat di dunia maupun di akhirat. Dan Allah tidak akan memberikan ganjaran kepada para da’i,
melainkan dengan sebaik-baik ganjaran.
Kedua, mengalirkan pahala tanpa henti. Setiap aktivitas amal
kebaikan yang dilakukan oleh mad’u melalui wasilah para da’i, baik ia
itu bertasbih, bertakbir, bertahmid, rukuk dan sujud, serta amalan kebaikan
lainnya, melainkan sang da’i juga akan mendapatkan ganjaran yang serupa, sesuai
dengan setiap kebaikan yang dilakukan oleh mad’u-nya.
Ketiga, mengokohkan bangunan dakwah. Seorang da’i memang memiliki keharusan untuk
melakukan dakwah dengan pedoman Amr ma’ruf nahi munkar. Tidak hanya seorang
da’i semua manusia memiliki kewajiban dan juga hak untuk melakukan kebaikan
dalam bentuk apapun, dimanapun, dan kapanpun. Sesuai hukum alam yang berlaku
setiap kebaikan akan dibalas dengan kebaikan, begitupun sebaliknya. Namun,
setiap kebaikan tidak dianjurkan untuk mengandung sebuah harapan untuk mendapat
kebaikan pula karena ini berisinggungan dengan definisi ikhlas.
Pesan Hadis
Hadis ini mengandung kaidah bagi kita dalam berdakwah.
Sebagaimana yang telah dianalogikan dalam hadits tersebut, bahwa mendakwahi
satu orang (saja) menuju Allah, jauh lebih besar keuntungannya apabila
dibandingkan dengan materi (memiliki seekor unta merah).
Komentar
Posting Komentar