My Home is My Life



Secara umum rumah didefinisikan sebagai bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal selama jangka waktu tertentu. Ada pula yang mengartikan rumah sebagai tempat kembali, tempat berlindung, hingga tempat berteduh. Beragam pemaknaan istilah “rumah” membuat kita memahami bagaimana perspektif seseorang terhadap rumah yang mereka tempati. Jika sudah masuk predikat ternyaman, rumah bisa saja bersifat subyektif bisa dianggap sebatas bangunan bisa juga sepadan dengan sifat makhluk hidup.

Indikator kenyamanan yang dihadirkan oleh sebuah rumah tidak dapat diukur berdasarkan kemewahan atau kemegahannya, melainkan dapat diukur dari sisi kenyamanan penghuninya. Bangunan semegah dan semewah apapun belum bisa disebut “rumah” jika hati seseorang yang menempatinya belum merasa nyaman saat berada di sana. Sebaliknya, sebuah gubuk mungil yang sederhana dan cenderung apa adanya bisa menjadi “rumah” asalkan perasaan orang-orang yang tinggal bahagia ketika berada didalamnya. Oleh sebab itu, seberapa dalam makna rumah tergantung pada orang yang ada di dalamnya. Merekalah yang menciptakan nyaman saat berada di dalam rumah.

“Because not all places can be called home, unless the people inside call it.”

Senada dengan hal tersebut, bukan mewahnya bangunan yang menciptakan nyaman dan bahagia, tapi orang-orang di dalamnyalah yang dapat melakukannya. Persis seperti apa yang Phillip Phillips tuliskan pada sepenggal lirik lagu home miliknya. Disana termuat lirik bahwa rumah hanya bisa dibangun dengan ketulusan hati manusia agar dapat menciptakan kenyamanan.

Lalu, what exactly home means?

Yes, potongan lirik yang disajikan oleh Phillip Phillips dalam lagunya memang benar. Sebanyak bahkan dengan konsep apapun kita membuat rumah kalau tidak dengan ketulusan, maka rumah hanyalah sebatas bangunan yang meneduhkan.

Bagi saya, rumah merupakan tempat ternyaman. Karena di sanalah, saya dapat mencurahkan segala keluh kesah saya kepada keluarga yang selalu menjadi pendengar dan pemberi solusi yang baik. Menciptakan kenyamanan dalam sebuah bangunan yang disebut “rumah” bukanlah hal yang mudah. Percayalah, lebih mudah menemukan pacar baru dengan proses bertemu, jalan bareng, menciptakan momen, dan seterusnya. Oleh karena itu, rasanya lebih sulit menciptakan rasa hangat dan kenyamanan dalam sebuah rumah daripada menemukan teman atau pacar baru. Dan itulah mengapa they are the people who I can call “Home.”

Rumah ialah mereka yang bisa membuat saya menjadi diri sendiri. Mereka yang bisa membuat saya bangkit saat rapuh. Mereka yang menjadi alasan untuk berbincang hingga semalam suntuk, membahas hal- hal sepele yang tak berujung. Mereka yang menjadi support system terbaik. Mereka yang memberikan warna-warni kehidupan. Mereka yang selalu siaga tanpa diminta. Mereka adalah nama-nama yang selalu menjadi alasan terhadap rasa syukur begitu dalam yang kupanjatkan.

From a comfortable home comes a life

Berawal dari sebuah ketulusan dalam membangun rumah yang nyaman, dari sanalah tercipta sebuah kehidupan. Bagi saya, dari beragam variasi makna mengenai rumah namun yang paling mendalam ialah memaknai rumah sebagai kehidupan. Sebuah kehidupan yang mendorong untuk terus diri ini untuk hidup dan berjuang, sebuah kehidupan yang mengiringi kisah manis dan pahit, kisah seru dan haru, serta lika-liku kehidupan lainnya, sekaligus rumah sebagai tempat kembali. “Hidup masih koma belum titik,” terispirasi dari salah satu judul buku karya juru dakwah di kancah Internasional, Prof. Dr. H. Moh. Ali Aziz. Selama itu pula kita selalu butuh tempat untuk berteduh dan kembali.

Bangun kenyamanan rumahmu dengan desain serta furniture yang rapi bersama "Olymplast Juaranya Rapikan Rumah"
Lagi nyari "Perabotan Rumah Tangga" yang bisa bikin rumahmu nyaman? Olymplast solusinya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Drama Thailand The Gifted Graduation (2020)

HADITS MOTIVASI SEMANGAT BERDAKWAH